JANGAN PERNAH MELUPAKAN SEJARAHMU

JANGAN PERNAH MELUPAKAN SEJARAHMU
Suasana MK 2011

April 17, 2012

Candi Ratu Boko Vs Situs Sangiran



Museum Purbakala Sangiran
            Homo Erectus tersebar secara luas di berbagai wilayah seperti di Afrika, Eropa, Asia Timur, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di padang tandus yang bernama Sangiran, Homo Erectus telah menorehkan sejarah yang panjang, sejak ditemukan oleh G.H.R Von Koeningswald pada tahun 1934, sangiran telah menjadi pusat perhatian dunia karena temuan di Sangiran telah memberikan gambaran yang jelas mengenai evolusi budaya, evolusi fauna, evolusi flora, dan evolusi manusia.
            Sangiran telah ditetapkan statusnya sebagai warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO pada 5 Desember 1996. Salah satu hal yang dapat dipelajari dari lapisan tanah di Situs Sangiran adalah proses perjalanan evolusi lingkungan purba sekitar 2 juta tahun lalu tanpa putus. Di lapisan bawah terdapat lempung biru dari Formasi Kalibeng yang menunjukkan bahwa Sangiran merupakan daerah laut dalam, Kala Pliosen. Di Kala Plestosen Bawah, diendapkan lahar vulkanik Gunung Lawu purba yang berada paling bawah adalah lempung hitam, Formasi Pucangan, hal ini mengubah lingkungan sangiran menjadi wilayah Rawa.
            Periode berikutnya terjadi letusan hebat gunung yang berada di sekitar Sangiran yang memuntahkan jutaan kubik materi vulkanis yang menutupi grenzbank di Sangiran, lapisan ini dinamai dengan Formasi Kabuh. Berikutnya Formasi Notopuro, menutupi Formasi Kabuh berupa batuan Andesit berukuran kerikil hingga boulder.
            Berdasarka kronologinya, kehadiran Homo Erectus di Sangiran memiliki rentang waktu antara 1,5 juta hingga 0,3 juta tahun yang lalu, analisis morfologis mengidentifikasi 2 tingkatan evolutif, yaitu Homo erectus arkaik dari Era Plestosin bawahdan Homo erectus tipik dari era Plestosin atas, sebenarnya di Sangiran terdapat tipe Homo Erectus yang lebih maju dan lebih muda yaitu Homo Erectus Progresif yang sementara ini belum ditemukan di sangiran, melainkan ditemukan di situs Ngandong (Blora), Sambungmacan (Sragen), dan Selopuro (Ngawi).
            Sangiran diketahui sebagiai situs manusia purba, bermula dari kiprah G.H.R Von Koeningswald di perbukitan Ngebung. Pada salah satu punggung bukitnya ditemukan sejumlah alat batu berupa serpih bilah yang terbuat dari kalsedon maupun jasper, meskipun berada di permukaan namun diperkirakan alat-alat ini berasal dari kala Plestosen Tengah. Pada tahun 1990 dilakukan penggalian yang sistematis yang menghasilkan temuan spektakuler berupa sisa manusia, sisa fauna, dan artefak batu secara in-situ, termasuk alat serpih.
            Selain di Ngebung, penggalian juga dilakukan di tempat lain, diantaranya di pinggir kali Dayu, desa Dayu, kec Gondangrejo. Di pinggir sungai itu terungkap suatu lapisan tanah yang berupa lempung hitam formasi pucangan, grenzbank, pasir vulkanik formasi kabuh, dan endapan teras  yang terletak di atas erosi formasi kabuh.
            Selain potensi akan kandungan fosil manusia dan artefaknya, di Sangiran juga banyak ditemukan fosil-fosil fauna. Jenis binatangnya pun bervariasi, mulai dari binatang air, reptile,

maupun vertebrata. Binatang vertebrata paling banyak ditemukan, antara lain Stregodon sp. dan Elephas sp. (jenis gajah purba), Cervidae (rusa), Bovidae (kerbau,sapi,banteng), Buaya rawa, ataupun Rhinoceros  sp. (badak). Sisa-sisa binatang tersebut ditemukan kembali di berbagai tingkatan stratigrafi, sehingga secara khusus mampu memberikan gambaran mengenai evolusi faunal yang pernah terjadi di Sangiran selama lebih dari 1 juta tahun.
 Di Sangiran manusia dapat berdampingan hidupnya secara harmonis dengan alam binatang yang merupakan bagian dari lingkungan purba mereka, dan hamper pasti sebagian dari binatang itu merupakan buruan mereka.

Situs Ratu Boko
            Ratu Boko dibangun sekitar abad 9 M oleh Dinasti Syailendra, yang kelak mengambil alih Mataram Hindu. Sebagai sebuah monumen peninggalan zaman dahulu, Ratu Boko masih menyimpan misteri. Atribut-atribut yang terdapat di sini memang mengacu pada sebuah wilayah perkampungan. Tapi tetap saja para ahli masih sulit mengindentifikasikan, apakah ia merupakan taman kerajaan, istana, benteng, atau candi. 
Ratu Boko memiliki 3 buah teras/ tingkat, yang masing-masing dipisahkan dengan dinding batu dan benteng. Untuk mencapai teras pertama, kita harus melewati sebuah gerbang besar yang dibangun dalam 2 tahap. Di sebelah barat teras ini terdapat sebuah benteng atau Candi Batu Kapur (Temple of Limestone). Dinamakan Candi Batu Kapur karena ia memang terbuat dari batu kapur. Jaraknya kira-kira 45 m dari gerbang pertama.
Di teras yang lain (teras paling besar) lah terpusat sisa-sisa peninggalan. Di sini kita bisa menemukan antara lain Pendopo (Ruang Pertemuan). Pondasi pendopo ini berukuran panjang 20 m, lebar 20 m, dan tinggi 1,25 m, terletak di sebelah utara dari teras ini. 
Sedangkan di sebelah selatan, kita akan menemukan pondasi Pringgitan, berukuran panjang 20 m, lebar 6 m, dan tinggi 1,25 m. Keduanya, pendopo dan pringgitan, dikelingi oleh sebuah pagar dengan panjang 40 m, lebar 36 m, dan tinggi 3 m. Pagar ini dilengkapi dengan 3 gerbang beratap di sebelah utara, selatan, dan di sebelah barat. Tiga buah tangga dibuat untuk mendaki sampai ke pondasi tersebut.
Di sebelah timur pendopo, terdapat Komplek Kolam Pemandian yang dikelilingi oleh pagar empat persegi panjang. Komplek ini terdiri dari 3 kelompok. Kelompok pertama, terdiri dari 3 buah kolam berbentuk persegi empat. Dua di antaranya memanjang dari utara sampai selatan, dan keduanya dipisahkan oleh sebuah gerbang. Sedangkan kelompok kedua terdiri dari 8 kolam bundar yang dibagi dalam 3 baris. 

Di teras ini, kita juga bisa melihat sisa-sisa bangunan yang disebut Paseban (Ruang Resepsi) yang membujur dari utara ke selatan. Reruntuhan gerbang, pagar dan landaian juga terdapat di sini. 
Selain itu, juga terdapat Keputren (Istana atau Tempat Tinggal Putri), dimana di dalamnya terdapat sebuah kolam persegi panjang berukuran 31 x 8 m2 yang dikelilingi oleh pagar. Pagar ini mempunyai 2 gerbang, masng-masing terletak di sebelah baratdaya dan timurlaut. Sekitar 60 m dari gerbang ini, kita bisa melihat reruntuhan batu-batuan, tapi kondisi lantainya masih baik. Dasarnya berbentuk bujur sangkar berukuran 20 x 20 m. 
Selain tempat-tempat tersebut, masih banyak reruntuhan yang bisa kita temukan di Ratu Boko, misalnya saja reruntuhan Gua Laki-Laki (Male Cave) berukuran panjang 3,5 m, lebar 3 m, dan tinggi 1,5 m, serta sebuah gua yang berukuran lebih kecil lagi, Gua Perempuan (Female Cave). 
Ratu Boko telah menghasilkan banyak sekali artefak, termasuk arca-arca, baik arca Hindu (Durga, Ganesha, Garuda, lingga, dan yoni), serta arca Buddha (tiga Dhyani Buddha yang belum selesai). Selain itu, juga ditemukan keramik dan beberapa prasasti. 
Salah satu prasasti yang ditemukan adalah prasasti Siwagraha. Prasasti ini menyebutkan peperangan antara Raja Balaputra dan Rakai Pikatan. Karena kalah perang, Balaputra melarikan diri dan membangun tempat pertahanan di atas kaki bukit Ratu Boko.
Di sana juga pernah ditemukan lima fragmen prasasti berhuruf Prenagari dan berbahasa Sansekerta, Walaupun tidak utuh, prasasti ini masih bisa dibaca. Isinya berkaitan dengan pendirian bangunan suci Awalokiteswara, salah satu Buddhisatwa dalam agama Buddha, khususnya aliran Mahayana. Dilihat dari bentuk hurufnya, prasasti-prasasti tersebut berasal dari abad ke-8 M. 
Selain itu, juga ditemukan tiga prasasti berhuruf Jawa Kuno dalam bentuk Syair Sansekerta. Dua di antaranya memuat tahun 778 Saka atau 856 M, yang berisi pendirian lingga Kerttiwasa dan lingga Triyambaka atas perintah Raja Kumbhaya. Sedangkan prasasti satunya lagi berisi pendirian lingga atas perintah Raja Kalasodbhawa. 
Menggali sejarah Boko sama saja menarik benang merah antara dua wangsa besar saat itu, yaitu wangsa Sanjaya dan wangsa Syailendra. Dan kita juga dapat melihat hubungan antara keraton Boko dan Candi Prambanan. Dimana cerita legenda yang terkenal adalah Loro Jonggrang.
Dalam legenda tersebut, Loro Jonggrang adalah anak dari Raja di keraton Boko yang di dekati oleh Bandung Bondowoso sehingga meminta syarat dibuatkan candi yang berjumlah 1000 dalam satu malam.


Keraton Boko adalah sebuah situs peninggalan ‘bekas’ sebuah kerajaan. Tempat tersebut bukanlah Candi, namun Keraton.
Apabila kita masuk ke kawasan situ tersebut, akan tampak sebuah Gapura Keraton yang berdiri megah. Walaupun hanya tinggal separo, namun Gapura tersebut menyisakan sebuah ‘keangkeran’ dari Keraton megah pada jaman itu.
Dari pelataran yang luas apabila belok ke arah kanan akan sampai kepada Pendopo Keraton yang berdenah segi empat dengan ukuran luas 20 x 21 m
Kita juga bisa melihat sisi lain dari cerita Legenda Boko tersebut:
Prabu BOKO adalah metafora dari Raja Samaratungga dari wangsa Syailendra. Sedangkan Bandung Bondowoso adalah metafora dari Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya. Dan Rorojongrang sendiri adalah metafora dari Pramodhawardani, yaitu istri dari Rakai Pikatan yang merupakan anak dari Samaratungga.
Ini adalah perebutan kekuasan keluarga, antara menantu dan ayah mantu yang akhirnya mengakhiri kekuasaan wangsa Syailendra ( yang membangun candi Borobudur ) dan digantikan oleh wangsa Sanjaya ( yang membangun candi Prambanan )

1 komentar:

  1. HIV / Herpes hakkındaki araştırmam sırasında Hiv / Herpes bilgisine rastladım; google'da STD araması yaparken bulması oldukça kolay olan bilgiler. HIV / Herpes Cured'in komplo olduğunu düşünerek komplo içindeydim. Komplo olmak bir cehaletti, bitkisel ilaç konusunda oldukça ilginç buldum. Bitkisel tedavinin resmi HIV / Herpes web sitelerinde soru sordum ve Hiv / Herpes propagandasını papağanladığımı söyleyen moderatörler tarafından yasaklandım. Bu, Hiv / Herpes tedavisinin olduğuna dair inancımı pekiştirdi. Daha sonra almanca adında bir bayan buldum Achima Abelard Dr Itua Hiv'i tedavi ettim. iki hafta boyunca.Ve bugün hayatımda hiçbir Hiv / Herpes Tedavi Edilmedim, Hiv / Herpes gruplarının Hiv / Herpes Bitkisel Tedavisi hakkında daha fazla bilgi edinmek için insanlarla iletişim kurma girişiminde bulunmaya çalıştım. aynı hastalıkta bu bilgiler size yardımcı olur ve bu bilgiyi diğer insanlara yardım etmek umuduyla yaymak için elimden gelenin en iyisini yapmak istedim. Bu Dr Itua Bitkisel Tıp, acı çeken insanlar için bir umut olduğuna inanmamı sağladı , Şizofreni, Kanser, Skolyoz, Fibromiyalji, Florokinolon Toksisite Sendromu Fibrodysplasia Ossificans Progressiva.Infertilite, Epilepsi, Diyabet, Çölyak hastalığı, Artrit, Amyotrofik Lateral Skleroz, Alziyer hastalığı s.Hiv_ AIDS, Herpes, İnflamatuar barsak hastalığı, Copd, Diyabet, Hepatit, Tasha ve Tara, Conley, Mckinney'i ve her türlü hastalığa karşı çok daha fazla iğrenç olduğunu nasıl tedavi ettiğimi çevrimiçi olarak okudum. Kendisi Tanrı'nın eşsiz bir kalbi olan bir bitkisel doktordur, Contact Emal..drituaherbalcenter @ gmail.com Telefon veya whatsapp .. + 2348149277967.

    BalasHapus