JANGAN PERNAH MELUPAKAN SEJARAHMU

JANGAN PERNAH MELUPAKAN SEJARAHMU
Suasana MK 2011

April 12, 2012

SEKILAS TENTANG EROPA KLASIK DAN PERANG SALIB


        I.            MUNCULNYA SISTEM FEODAL

Feodalisme pada umumnya dikenal sebagai sistem sosial khas Abad Pertengahan (di Eropa maupun di belahan dunia lain) sebagai pembeda perode tersebut dari modernitas. Istilah “feudal” (dalam konteks Eropa) berasal dari kata Latin “feudum” yang sama artinya dengan fief, ialah sebidang tanah yang diberikan untuk sementara kepada seorang vassal (penguasa bawahan atau pemimpin militer) sebagai imbalan atas pelayanan yang diberikan kepada penguasa (lord) sebagai pemilik tanah tersebut. Secara umum istilah feodalisme mengacu pada sistem kepemilikan tanah oleh suatu kelas aristokrasi dan merupakan fenomena khas suatu negara monarki. Feodalisme juga diartikan sebagai sistem sosial -ekonomi pra-kapitalisme yang bertumpu pada sektor agraris. Feodalisme di Eropa daratan mulai terlembagakan pada masa dinasti Caroling, khususnya pemerintahan Charlemagne (768-814).
Sementara di kepulauan Inggris dimulai pada masa pemerintahan William ‘sang penakluk’, empat komponen utama yang membentuk sistem feodal yaitu :
·   Lord : pemilik tanah, biasanya seorang bangsawan dari keluarga raja atau kalangan agamawan (uskup, biarawan)
·  Vassal / Knights : adalah kaum bangsawan yang memberikan jasa (umumnya dalam bentuk dukungan militer) kepada Lord dengan imbalan berupa tanah yang disewakan
·      Fief : tanah yang disewakan berupa lahan-lahan pertanian
·      Serf : atau penggarap tanah ialah petani yang mengerjakan lahan pertanian dengan status setengah budak.
Manor adalah unit sosial khas dalam kehidupan agraris Abad Tengah meliputi lahan pertanian dan pemukimannyaPara tuan manor umumnya adalah kelas bangsawan atau rohaniawan (uskup). Para bangsawan tinggi umumnya tinggal dalam kastil, yaitu kompleks istana berbenteng yang juga berfungsi sebagai sarana bertahan dari serangan musuh. Kastil-kastil di Eropa pada umumnya dibangun antara abad ke-10 hingga 13. Tanah manorial terbagi menjadi tiga status : 1) Tanah yang dikelola langsung oleh tuan manor / lord dan dipergunakan secara eksklusif bagi rumahtangga lord yang bersangkutan. 2) Tanah manor yang pengelolaanya tergantung pada ‘serf’ atau pekerja tanah manorial 3) Tanah pertanian bebas yang dikelola para petani tapi berada dibawah yurisdiksi manorial.


      II.            PERANG SALIB

                Perang Salib (crusades) ialah serangkaian perang yang dilancarkan oleh dunia Kristen Eropa untuk merebut wilayah Palestina, khususnya Yerusalem dan sekitarnya sebagai yg dianggap sebagai tanah suci dan tempat ziarah bagi orang2 Kristen Barat. Yerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama monoteis (Yahudi, Kristen, Islam). Dalam peristiwa pemberontakan kaum Yahudi terhadap penguasa Roma, tahun 70 Masehi, kota diduduki tentara Romawi dan dihancurkan. Pada tahun 637, Palestina dan sekitarnya dikuasai oleh pasukan Islam. Akan tetapi khalifah Islam tetap melindungi kaum Kristen dan Yahudi di sana.
Hubungan antara dunia Islam dan Kristen Barat mulai memanas pada abad ke-11. Latar belakang konflik tersebut terutama adalah adanya ekspansi orang-orang Seljuk (atau Bani Saljuk, salah satu suku Turki nomaden dari Asia Tengah) yg berhasil menguasai Persia, lembah Efrat-Tigris dan akhirnya merebut pusat kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad (1055). Penguasa Bani Saljuk di Turki berhasil merebut wilayah-wilayah Byzantium setelah pertempuran di Manzikart, Armenia (1071), termasuk Palestina dan Suriah. Akibatnya perjalanan para peziarah Kristen ke Tanah Suci mengalami hambatan. Sebagai reaksi atas keadaan tersebut kaisar Byzantium meminta bantuan Paus Urban I untuk bersama-sama menghadapi tantangan orang2 Islam dan merebut kembali Tanah Suci. Paus memanfaatkan momen tersebut untuk mempersatukan kembali Gereja Katolik Roma dengan Gereja Byzantium (ortodoks) yang telah pecah dengan menyerukan perang suci, tepatnya pada tahun 1095.
Setelah seruan Paus Urban I tersebut raja2 Kristen Eropa : Inggris, Franka dan Byzantium mengerahkan pasukan untuk memerangi Islam di Palestina, maka meletuslah Perang Salib I (1096-1099). Dalam perang salib pertama ini tentara Salib berhasil merebut  Tanah Suci (Jerusalem) dan seluruh kawasan Palestina. Dari kemenangan tentara Salib itu kemudian berdirilah kerajaan Jerusalem Suci yg berada dibawah kekuasaan gereja. Godfrey, salah seorang panglima tentara Salib diangkat sebagai raja Jerusalem. Ekspansi kerajaan kaum salib di Yerusalem berhasil menguasai kota2 pelabuhan di Siria (Tripoli, Antiokia). Akan tetapi pada abad ke-12, ekspansi ini dapat dihalau oleh pasukan kerajaan Mosul dibawah atabeg (gelar sultan untuk orang2 Turki) Imadudin Zangi di Edessa (1144).
 
Jatuhnya Yerusalem menimbulkan perang Salib III (tahun 1189-1192). Tentara Salib dibawah raja Inggris, Richard I  (Richard The Lionheart). Setelah tercapai perdamaian antara Richard dan Shalahudin disepakati bahwa daerah pesisir dikuasai pasukan Salib, sementara pedalaman menjadi milik umat Islam, dan bahwa para peziarah bebas mengunjungi Kota Suci. Pada tahun 1193, Shalahuddin wafat sebagai pahlawan dunia Islam. Setelah perang salib ketiga, upaya Barat menaklukan Jerusalem tidak surut. Beberapa perang salib berikutnya antara lain :
Perang Salib keempat (1202-1204) tidak sampai ke Jerusalem, melainkan merupakan perang saudara antara Kristen Barat (Katolik Roma) melawan Kristen Timur (Ortodoks) yang berakhir dengan jatuhnya kota Byzantium ke tangan bangsa Latin.
 Perang Salib V (1229), pasukan salib dibawah pimpinan raja Perancis Frederick II (Frederick Barbarosa) berhasil merebut kembali Jerusalem. Akan tetapi pada 1244, kota ini dikuasai kembali oleh orang2 Islam.  Pada tahun 1291, pasukan Islam berhasil menghalau pasukan Salib dari benteng pertahanan mereka yg terakhir di Acre (Akka). Penaklukan terbesar yang pernah dilakukan bangsa barbar pengembara ialah penaklukan bangsa Mongol (Tartar) pada paruh pertama abad ke-13 yang dipimpin Jenghis Khan (1155-1227). Bangsa pagan tersebut menguasai hampir seluruh daratan Asia-Eropa dari lembah sungai Huang Ho hingga Eropa Timur dan membentuk beberapa kerajaan baru hasil kolonisasi bangsa Mongol.
Ketika ancaman invasi Mongol terasa di Eropa, Paus Innocentius IV menggagas ide untuk mengkonversikan bangsa Mongol (sebagaimana suku bangsa barbar Eropa), mengingat sudah selama beberapa abad lamanya Kristen masuk ke Cina melalui jalur perdagangan Asia Tengah.     Mula-mula orang-orang Mongol Persia berhasil dikonversi, dan baru pada akhir kekuasaan Kubilai Khan, seorang biarawan bernama Giovanni de Montecorvino berhasil melakukan misi ke ibukota kekaisaran Mongol di Cambulac (Peking)

    III.            MUNCULNYA PEMIKIRAN-PEMIKIRAN BARU DALAM PERIODE RENAISANS

Menyusul periode Renaisans Caroling, pada sekitar tahun 1000 Masehi, mulai terjadi kebangkitan dalam aktivitas ilmu pengetahuan di Eropa dan ditandai dengan munculnya pemikiran-pemikiran baru. Kebangkitan dunia pemikiran pada saat itu dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor : 1) pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ditandai dengan kemunculan kota-kota dan peningkatan aktivitas perdagangan. 2) Hubungan yg intensif dengan kawasan Byzantium. 3) Pengaruh peradaban Arab-Islam. Beberapa tokoh ilmuwan / filsuf terpenting Islam yg berpengaruh adalah : Ibn Rusyd atau Averroes (1126-1198) dan Ibn Sina atau Avicenna (980-1037). Keduanya dianggap memiliki kontribusi dalam mengangkat kembali filsafat Yunani klasik dalam pemikiran Abad Tengah.
Tokoh filsafat Islam yg besar pengaruhnya dalam bidang teologi ialah Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111). Sebagai teolog, ia dikenal sebagai pembela doktrin sunni dari kaum Syi’ah Ismailiyah maupun para rasionalis Mu’tazilah yg mencoba melakukan pendekatan rasional dalam persoalan agama. Gagasan intinya ialah memisahkan persolan Tuhan dari filsafat spekulatif, dan mengagas suatu pendekatan yg dipengaruhi mistisisme dalam persoalan teologis
Sejak masa Caroling, di Eropa telah terdapat kesadaran kuat akan pentingnya logika dan ilmu pasti di kalangan para pelajar teologi. Dalam sekolah2 abad tengah dikenal istilah trivium (tata bahasa, logika dan retorika), dan quadrium (aritmatika, musik, geometri, dan astronomi). Beberapa tokoh yg memasukkan unsur rasional dalam pemikiran abad tengah a.l : Pierre Abelard (1079-1142) yg memunculkan konseptualisme (konsep dimunculkan akal dan terpisah dari realitas) dan John Scotus Erigena (810-877) yg terpengaruh aliran neo-platonisme.  Pengaruh agama Kristen cukup kuat dalam berbagai bidang kesenian : sastra, musik maupun arsitektur. Dalam dunia literatur Abad Tengah ditandai dengan luasnya penggunaan bahasa Latin di Eropa. Sastra medieval mengambil inspirasi dari epos feodal atau keksatriaan, fabel dan mitologi. Contoh mitologi abad tengah : Kisah Raja Arthur yang populer dalam kebudayaan Keltik di kepulauan Inggris, legenda Holy Grail yg mengisahkan pencarian Grail (bejana) suci tempat menampung darah Yesus ketika penyaliban oleh para kesatria Raja Arthur (versi lain adalah bahwa Grail itu merupakan cangkir yg dipergunakan pada Perjamuan Terakhir)
Perkembangan seni arsitektur didominasi oleh bangunan-bangunan gaya Roman dan Gothik yang sebenarnya bukan berasal dari bangsa Goth melainkan adalah ciptaan para ahli bangunan dari masa puncak Abad Tengah (sekitar abad 11-13). Arsitektur Gothik ditandai dengan gaya bangunan yg serba lancip sementara gaya Roman cenderung pada bentuk2 lengkung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar