INVASI KAUM BARBAR DAN BERAKHIRNYA KEKUASAAN ROMAWI

Invasi Kaum Barbar

•         Pengertian kaum barbar adalah kelompok suku-suku bangsa dari luar wilayah peradaban Yunani-Romawi. Yang termasuk kategori ini adalah bangsa-bangsa Jermanik (berasal dari Eropa Timur Laut) Slavik (daerah Rusia sekarang) dan kelompok suku nomaden dari Asia Tengah.

•         Kelompok bangsa Jermanik yang terbesar adalah bangsa Goths, yang terbagi menjadi Visigoth (Goth Barat), dan Ostrogoth (Goth Timur). Demikian  suku Vandals, Burgundian, Anglo-Saxons, dan Franks.

•         Di samping suku-suku barbar yang agresif dan menggerogoti kekuasaan Roma (Goth, Hun, dan Vandal) terdapat juga rumpun bangsa diluar Yunani-Romawi yang melakukan migrasi dan kolonisasi secara damai seperti bangsa Celt dan Anglo-Saxons. Orang-orang Celt mula-mula menduduki kawasan Gaul dan Spanyol pada masa keemasan Romawi dan sedikit banyak mengalami Romanisasi. Kemudian mereka menduduki kepulauan Inggris, khususnya di Irlandia, Skotlandia, Wales dan Breton (termasuk Perancis)

•         Pada akhir abad ke-4, suku2 Jerman (goth) melakukan migrasi di kawasan Eropa Timur. Pada awalnya mereka mendapat ijin dari penguasa Roma untuk bermukim di Lembah Sungai Danube.

•         Karena adanya invasi dari bangsa Hun, orang2 Visigoth dan Ostrogoth mulai terpencar2 dan mencari wilayah2 baru. Bangsa Visigoth menduduki  Gaul dan Semenanjung Iberia (Spanyol) sementara itu Bangsa Ostrogoth melakukan kolonisasi di semenanjung Italia.

•          Bangsa Hun adalah suku nomaden dari Asia Tengah yang agresif. Raja dan panglima mereka yang terkenal, Atilla mendapat julukan De Flagellum Dei (bencana dari Tuhan)

•         Menghadapi bangsa Hun, orang2 Roma bersekutu dengan bangsa Visigoth berhasil memukul mundur orang2 Hun dalam pertempuran di Chalons (tahun 451), dua tahun kemudian Atilla wafat sehingga orang2 Hun mundur dari kawasan Eropa Tengah.

•         Invasi kaum barbar memiliki beberapa dampak penting dalam sejarah Eropa antara lain : 1) Kaum barbar mengacaukan kehidupan sosial ekonomi dan mempercepat keruntuhan imperium Romawi. 2) Mereka dengan cepat dapat memadukan unsur peradaban Yunani-Romawi dengan kebudayaan mereka sendiri dan mengembangkannya. Perpaduan ini merupakan basis fisik peradaban Abad Tengah 3) Invasi tersebut menciptakan dasar pengelompokan bangsa-bangsa Eropa di era Pertengahan dan Modern. (Sumber : Henry S. Lucas, “Sejarah Peradaban Barat Abad Tengah”)

•         Kekaisaran Byzantium secara resmi berdiri pada tahun 330 M, setelah kaisar Constantine I memindahkan ibukota Romawi Timur dari Nicomedia (di Anatolia) ke Byzantium, yang sejak saat itu dinamai juga Konstantinopel menurut nama pendirinya.

Byzantium dan Akhir Dari Pengaruh Romawi Barat

•         Kekaisaran Byzantium berperan sebagai penerus dan utama peradaban Yunani-Romawi pada masa Abad Tengah, pusat penyebaran Kristen (sebelum adanya imperium Romawi Suci) sekaligus perisai peradaban Eropa pada umumnya dari serangan bangsa-bangsa Asia (Arab, Turki, Mongol)

•         Kekaisaran Romawi dibagi secara permanen dibawah kekuasaan Theodosius Agung (379-395). Sejak itu Bzyantium lepas menjadi kekaisaran terpisah.

•         Romawi Barat berakhir pada tahun 476 ketika terjadi perebutan kekuasaan antara Romulus Augustus dengan Odoacer, panglima Roma asal suku Jermanik. Pada akhirnya wilayah kekuasan Romawi Barat diambil alih oleh imperium Ostrogoth.

•         Puncak kekuasaan imperium Byzantium berlangsung pada masa pemerintahan kaisar Justinian I (527-565), yang terkenal dengan kodifikasi hukum sipilnya (Corpus Juris Civilis atau Justinian Code)

•         Justinian Code merupakan kompilasi dari perundang-undangan Romawi masa sebelumnya, melipuli hal-hal yang pada intinya melindungi Kristianitas sebagai agama negara dan menyatukan institusi agama dengan politik. Golongan-golongan yang tidak mengikuti ortodoksi keagamaan dianggap berada diluar hukum (bukan warganegara) termasuk kelompok sesat (heresy), penganut paganisme dan kaum Yahudi.

•         Dalam perkembangan organisasi gereja di Bzyantium dikenal adanya ‘caesaropapisme’ yaitu adanya kekuasaan kepala negara (kaisar) dalam mencampuri urusan keagamaan seperti pengangkatan uskup (patriarh). Walaupun dalam ketentuannya sudah ada dewan keuskupan yang memiliki kewenangan untuk memilih uskup baru. Kaisar Bzyantium juga pernah mengeluarkan dekrit penghapusan dosa.

•         Kaisar Bzyantium dinobatkan oleh uskup, akan tetapi bukan dalam kedudukannya sebagai pemimpin agama melainkan sebagai warganegara yang diistimewakan

•         Pada tahun 726, kaisar Bzyantium Leo III Isaurian mengeluarkan maklumat pelarangan terhadap penggunaan simbol-simbol keagamaan dalam gereja yang dikenal sebagai ikonoklasme.

•         Pelarangan tersebut menyebabkan pertentangan dengan pihak gereja. Gereja Roma dibawah Paus Gregorius III adalah yang paling keras melawan upaya intervensi kekaisaran dalam persoalan keagamaan. Akibatnya terjadilah perpecahan antara Gereja Romawi dengan Bzyantium à kemudian menyebabkan pemisahan (skisma) gereja Katolik Roma dengan Gereja Ortodoks Yunani-Romawi (berpusat di Byzantium) pada tahun 1054.